Senin, 10 Agustus 2009

Jangan Takut Hadapi Flu A-H1N1


Kamis, 30 Juli 2009 | 22:50 WIB

KOMPAS.com — Baru-baru ini beberapa anggota keluarga Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat Aburizal "Ical" Bakrie, yang pernah dinobatkan sebagai orang terkaya di Indonesia termasuk anaknya, Anindya Bakrie, sempat menjadi korban virus flu A-H1N1 yang muncul sejak bulan April silam.

Flu yang juga dikenal dengan sebutan flu meksiko ini diperkirakan akan terus "memakan" korban. Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Departemen Kesehatan RI, Prof. Tjandra Yoga mengatakan, Kamis (30/7) malam, pada sebuah diskusi di Jakarta agar masyarakat siap siaga menghadapi pandemi virus yang telah merenggut nyawa lebih dari 800 orang.

Badan Kesehatan Dunia PBB atau World Health Organisation (WHO), sejak tanggal 6 Juli silam, bahkan telah meminta media untuk berhenti menghitung jumlah korban karena jumlahnya yang terlampau masif. Lantas, bagaimana kita dapat menghindarkan diri dari virus yang telah menyebar hingga ke 135 negara di seluruh dunia ini?

Berikut kiat sederhana dari Prof. Tjandra:

1. Laksanakan perilaku hidup bersih dan sehat, seperti olahraga teratur, makan makanan yang bergizi, istirahat yang cukup. Jaga selalu stamina tubuh.

2. Demi mengurangi risiko transmisi virus A-H1N1, kita sebaiknya menghindari menyentuh mukosa, seperti mata, mulut, ataupun hidung seusai melakukan kontak dengan siapa pun juga.

3. Biasakan diri untuk selalu mencuci tangan dengan sabun pada air yang mengalir.

4. Memakai masker di tempat-tempat yang berpotensi tertular virus A-H1N1, seperti rumah sakit, dan lainnya. Masker hanya dapat sekali digunakan. Ketika sakit flu, penderita juga disarankan agar menggunakan masker.

Kendati WHO telah menyatakan status penyebaran flu A-H1N1 telah memasuki tahap pandemik, Tjandra meminta agar masyarakat tidak panik. "Saat ini, 95 persen penderita virus A-H1N1 dapat sembuh tanpa opname (rawat inap). Bahkan, sebagian lagi sembuh tanpa mengonsumsi obat apa pun," ujarnya.

Saat ini, kata Chandra, virus A-H1N1 belum memiliki vaksin. Tamiflu, yang saat ini diberikan kepada orang yang terjangkit flu tersebut, pada dasarnya adalah obat flu biasa yang hanya dapat menghambat replikasi virus.

Terkait permintaan Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon kepada produsen vaksin besar di masing-masing negara untuk segera memproduksi vaksin A-H1N1 beberapa waktu lalu, Tjandra mengatakan, hal tersebut baru dapat terealisasi dalam kurun waktu tiga hingga empat bulan."Ketika keluar, itu pun hanya diuji lagi. Jangan sampai malah menimbulkan virus baru," ujarnya.

Tidak ada komentar: