Senin, 10 Agustus 2009

Demam Berdarah Dengue! Waspadalah!


Jika kita perhatikan kalender, jika sudah ada bunyi “-ber” berarti sebentar lagi musim hujan datang yang berarti pula demam berdarah datang. Jika kita lengah bisa sekali kita pun terkena. Penyakit langganan Indonesia ini memang identik dengan musim hujan, tapi bukan berarti di luar itu penyakit ini tidak ada, tetap ada, tapi tidak begitu “in”, baru jika hujan mulai rajin mengguyur, jumlah kasus DBD pun meroket tidak hanya di kota, tetapi juga di desa atau dimanapun juga.

Apa sih DBD itu? Yah pokoknya demam, terus pakek berdarah kayak bintik-bintik merah dikulit. Mungkin itu jawaban sebagian besar dari kita. Memang benar sih, lantaran ciri-ciri demam berarah sebenarnya hampir tidak dapat dibedakan dengan demam-demam oleh penyebab lainnya, terutama pada fase awal.

Tengok saja si Anto yang terbaring lemah di RS karena demam selama 3 hari. Ibunya agak bingung dokter mendiagnosis DBD, padahal gak ada bintik-bintik merah di kulit ataupun mimisan. “Tapi trombositnya turun bu sampai 70.000,” Jelas doker yang merawat Anto.
Tanda-tanda klasik DBD memang antara lain: demam 2-7 hari, bintik-bintik merah di kulit yang disebut petekhie, mimisan, nyeri ulu hati, pusing, gusi berdarah, dll. Tapi di negara endemis seperti Indonesia ini, tanda-tanda tersebut bisa jadi sangat bervariasi. Oleh karena itu yang menjadi patokan, walau tidak terlalu tepat, adalah penurunan trombosit kurang dari 100.000 sel/mm3, dan peningkatan kekentalan darah (hemokonsentrasi) sampai lebih dari 20% dari nilai semua. Jadi, harap diperhatikan disini, bukan hanya masalah trombosit disini tapi kekentalan darah juga (hematokrit).

Jadi apa DBD itu? DBD adalah salah satu bentuk dar infeksi yang disebabkan oleh virus Dengue. Jika pertama kali terinfeksi oleh virus yang memiliki 4 serotipe ini, seseorang akan demam biasa dan memang tidak bisa dibedakan dengan demam-demam akibat infeksi lainnya, dan akan sembuh sendiri. Jika kemudian ia terinfeksi lagi oleh virus dengue serotipe lain, maka akan tmbul reaksi antigen-antibodi yang kemudian akan menyebabkan maifestasi-manifestasi akibat kebocoran plasma. Yang nyata dari hal ini adalah jumlah trombosit yang turun drastis dan peningkatan kekentalan darah tadi.

Yang menjadi perhatian disini adalah mencegah hal tadi berlanjut menjadi renjatan. Jika sampai terjadi renjatan, wah, runyam masalahnya. Syukur-syukur tertolong karena hal ini memang sangat berbahaya karena dapat menyebabkan kematian.
Penanganannya sendiri hanya bersifat konservatif. Yaitu yang penting adalah penggantian jumlah plasma yang bocor tadi yaiu dengan memasukan banyak cairan. Karena itulah dianjurkan pasien-pasien demam untuk banyak minum. Dan jika tanda-tanda DBD sudah semakin nyata, maka dianjurkan untuk dirawat di RS supaya jika tanda-tanda renjatan mulai tampak, pasien akan segera mendapat pertolongan.

Pencegahan
Memang mumet untuk memahami perjalanan penyakit yang sudah menetap di negri kita ini. Yang penting bagaimanapoun adalah pencegahan. Kita harus memahami dan melakukan pencegahan DBD.

Kita semua sudah mendengar gerakan 3M bukan? Nah gerakan ini walaupun sangat sederhana tetapi sangat efektif memberantas penyakit yang diperantai oleh nyamuk Aede Aegyti dan Aedes Albopictus ini .Gerakan 3M ini langsung memutus rantai hidup nyamuk yang hidup dan berkembangbiak di air bersih ini sehingga mencegah virus dengue menginfeksi kita.
- Menguras Bak Mandi WC, drum penampungan air
Cukup dilakukan sekali seminggu karena siklus hidup nyamuk dari telur, jentik, pupa dan nyamuk dewasa membutuhkan waktu seminggu. Lebih dari sekali seminggu juga tidak apa-apa, sih. Lebih baik malahan. Perhatikan pula wadah tempat penampungan air AC, dispenser, tempat saluran air hujan karena tempat-tempat ini sering juga dijadikan tempat nongkrong nyamuk-nyamuk tersebut.
- Menutup rapat-rapat tempat penampungan air
Gentong, tempayan, pokoknya tempat kita menyimpan air-air bersih harus senantiasa tertutup untuk mencegah agar tempat-tempat tersebut tidak menjadi sarang cinta nyamuk-nyamuk penyebab DBD.
- Mengubur
Jika dirumah kita atau di perkarangan kita terdapat ember bekas, ban bekas, pot tanaman yang sudah tak terpakai, maka sebaiknya dikubur saja, kalau dibuang masih bisa menampung air hujan dan kemudian menjadi tempat pesta para nyamuk.

Tindakan-tindakan lain antara lain:
- memperbaiki saluran dan talang air yang tidak lancar/rusak
- Mengganti air vas bunga dan minuman burung seminggu sekali
- menutup lubang-lubang pada potongan bambu/kayu pohon (misalnya dengan tanah, dll)
- menaburkan bubuk pembunuh jentik (seperti abate) di tempat-tempat yang sulit dikuras seperti bak penampungan air
- memelihara ikan pemakan jentik nyamuk
- memasang kawat nyamuk
- tidak menggantung pakaian dalam kamar
- mengunakan kelambu
- memakai losion anti yamuk saat beraktivitas di laur ruangan.

Hal-hal tersebut harus diperhatikan tidak hanya di rumah kita saja, tapi juga di tempat kerja, lingkungan dan dimana saja karena nyamuk-nyamuk penyebar DBD bisa berada dimana saja. Lagi pula tindakan-tindakan tadi sudah sangat efektif mencegah DBD daripada pengasapan/fogging yang notabene tidak nyaman dan juga berefek samping merugikan bagi kesehatan pula. Nah, Anda tidak malas bukan untuk melakukan gerakan 3M untuk mencegah DBD?

Tidak ada komentar: